✍️ Punya kisah, sejarah, atau budaya dari daerahmu? Yuk, kirim tulisanmu ke Pena-Sehat!
KIRIM SEKARANG

Jamal Dodego: Jejak Perintis Pendidikan dari Loloda ke Ayong

Jamal Dodego: Jejak Perintis Pendidikan dari Loloda ke Ayong
Foto

Oleh Redaksi Pena Sehat — Dalam sebuah perbincangan hangat yang berlangsung di sore hari, tersirat perjalanan luar biasa seorang tokoh pendidikan asal Halmahera Utara, Jamal Dodego. Sosok yang lebih akrab kami panggil dengan sebutan Ustad, bukan hanya karena latar belakang keagamaannya, tetapi karena dedikasinya dalam membimbing generasi muda. Ustad Jamal adalah guru saya sendiri, dan saya menyaksikan langsung bagaimana jejaknya membentuk arah pendidikan dan pemikiran kami di Desa Ayong.

Awal Mula Perjalanan: Dari Salube ke Ayong

Ustad Jamal lahir di Desa Salube, Kecamatan Loloda Kepulauan, salah satu daerah Kerajaan Loloda di Provinsi Maluku Utara. Pada tahun 2003, ia melakukan perjalanan besar ke Desa Ayong — desa kecil yang saat itu masih minim fasilitas pendidikan lanjutan. Keputusan besar ini bukan tanpa alasan; ada panggilan jiwa untuk mengabdi dan membangun dari akar.

"Saya datang bukan membawa banyak harta, tapi membawa tekad untuk membuka jalan pendidikan di desa ini," ujar Ustad Jamal dalam perbincangan tersebut.

Membangun Pendidikan dari Nol

Tahun 2003, Ustad Jamal memelopori berdirinya SMP LKMD Ayong, sekolah lanjutan pertama di Desa Ayong. Yang menarik, berdirinya sekolah ini tak lepas dari dukungan kuat Kepala Desa Ayong kala itu, Bapak MI. Mamonto. Dukungan dari pemerintah desa menjadi fondasi penting untuk meyakinkan masyarakat bahwa pendidikan harus menjadi prioritas bersama.

"Bagi saya, membangun sekolah bukan sekadar mencetak murid, tapi mencetak harapan."

Dedikasinya berbuah manis. Pada 2006, sekolah tersebut resmi dinegerikan menjadi SMP Negeri 4 Sangtombolang. Namun, perjuangannya tidak berhenti. Di tahun yang sama, beliau mendirikan Madrasah Aliyah Ulul Albab, yang menjadi simbol pendidikan Islam dan pembinaan karakter di desa kami.

Foto 1
Foto 2

Selanjutnya, secara bertahap beliau mendirikan sejumlah madrasah lainnya:

  • 2011 – Madrasah Tsanawiyah Al-Misbah
  • 2015 – Madrasah Ibtidaiyah Al-Miftah dan RA Albabul Mutaharri

Semua lembaga ini berdiri kokoh di bawah naungan Yayasan Ulul Albab. Hingga kini, yayasan ini telah meluluskan lebih dari 600 alumni dari berbagai angkatan. Banyak di antara mereka yang telah sukses meniti karier, tidak hanya sebagai pendidik dan tokoh masyarakat, tetapi juga sebagai aparatur negara — termasuk anggota TNI dan POLRI. Ini menjadi bukti nyata bahwa lembaga yang dibangun Ustad Jamal benar-benar mencetak generasi berprestasi dan berdedikasi untuk bangsa.

Lebih dari Sekolah: Membangun Semangat dan Komunitas

Foto

Tak hanya fokus pada pendidikan formal, Ustad Jamal juga memahami pentingnya ruang ekspresi dan prestasi bagi anak muda. Maka pada 2016, ia mendirikan Ulul Albab FC, klub sepak bola yang kini menjadi bagian dari Asprov PSSI Sulawesi Utara. Klub ini bukan hanya untuk bertanding, tetapi sebagai wadah tumbuhnya nilai kerja sama, sportivitas, dan mental juang bagi anak-anak desa.

Menjadi ASN dan Kembali ke Tanah Kelahiran

Di tengah kiprah luar biasanya, Ustad Jamal juga menjalani pengabdian sebagai Pegawai Negeri Sipil di Dinas Pendidikan Kabupaten Bolaang Mongondow sejak tahun 2007. Namun panggilan darah dan tanah kelahiran membawanya kembali ke Tanah Loloda beberapa tahun kemudian. Meskipun secara fisik telah kembali, namun jejak pengabdiannya tetap hidup dalam ingatan dan keberlanjutan lembaga yang ia dirikan.

"Saya hanya ingin generasi berikutnya tidak perlu pergi jauh untuk mendapat ilmu. Karena ilmu harus bisa datang ke desa."

Kiprah Lebih Luas: Pendidikan, Organisasi, dan Kepemudaan

Selain lembaga di Ayong, Ustad Jamal juga membangun TK dan SD Islamiyah Alfi Alfiyah di Worimoi, serta SMP dan SMA Aliman Galao di Gisi, Kecamatan Loloda Utara, Kabupaten Halmahera Utara.

Foto 3
Foto 4

Di luar pendidikan, kiprah organisasi beliau juga luas. Ia adalah:

  • Sekretaris Golkar Sangtombolang (2003–2005)
  • Ketua LSM Pijar Keadilan (2005–2007)
  • Ketua GP Ansor Sang Tombolang (2005–2015)
  • Wakil Ketua BKPRMI dan Wakil Ketua KNPI Bolaang Mongondow (2008–2012)
  • Ketua HPA Bolaang Mongondow (2013–2018)

Pengalaman organisasinya telah dimulai sejak masa kuliah di Palu, antara lain sebagai:

  • Ketua HMJ Syari'ah Unisa Palu
  • Ketua Senat Fakultas Agama Islam Unisa Palu (1998–1999)
  • Ketua Ikatan Pecinta Retorika Unisa Palu (1999–2000)
  • Koordinator Forum Mahasiswa Syari'ah Se-Indonesia Wilayah Sulteng (2000–2001)
  • Aktif di HMI Cabang Palu (1999–2002)

Seluruh pengalaman tersebut menjadi bekal kuat bagi kiprah beliau di bidang kemasyarakatan dan kepemudaan di Bolaang Mongondow.

Pesan-Pesan Ustad Jamal

"Jika ingin menjadi yang terhebat, kalahkan yang hebat."
"Hidup bukan tentang siapa yang terbaik, tapi tentang siapa yang mampu berbuat baik."

Kini, seluruh lembaga pendidikan yang beliau dirikan terus tumbuh dan diasuh oleh para alumni yang dulu pernah beliau ajar. Sebuah siklus pengabdian yang terus hidup dan berkembang.

Penutup

Kisah ini bukan sekadar biografi singkat, melainkan cermin betapa satu sosok bisa memberi cahaya di tempat yang dulunya gelap dalam hal akses pendidikan. Dari Loloda ke Ayong, dari seorang guru biasa menjadi simbol harapan luar biasa bagi banyak generasi. Saya adalah salah satu muridnya. Dan saya tahu, saya bukan satu-satunya yang merasa demikian.


Sumber: Wawancara langsung Redaksi Pena Sehat bersama Ustad Jamal Dodego, 2025.

Lebih baru Lebih lama