Tradisi Tulis Terājim dalam Khazanah Arab-Islam: Pengantar Metodologis
Oleh: Arun Algaus
Editor: Tim Pena Sehat
Pendahuluan
بسم الله الرحمن الرحيم
Dalam mukadimah kitab التراجم والسير, Muhammad ‘Abd al-Ghanī Ḥasan menegaskan bahwa hingga masa penulisannya belum ditemukan satu karya pun yang secara khusus dan sistematis membahas tradisi penulisan tarājim dan sirah dalam sastra Arab secara menyeluruh. Padahal, menurutnya, bidang ini memiliki kedudukan yang sangat agung dan keterkaitan erat dengan perkembangan historiografi Islam, mulai dari penulisan maghāzī, sirah nabawiyyah, hingga kitab-kitab ṭabaqāt.
Penulis menekankan bahwa khazanah Arab-Islam dalam bidang tarājim justru jauh lebih kaya dan luas dibandingkan tradisi Barat. Perhatian umat Islam terhadap biografi para tokohnya—baik ulama, cendekiawan, pemimpin, maupun figur masyarakat—melahirkan ribuan karya yang tersusun dengan sistematika dan variasi metodologis yang tinggi.
Tarājim sebagai Tradisi Ilmiah dan Kultural
Kitab-kitab tarājim dan ṭabaqāt tidak hanya mencatat riwayat hidup tokoh-tokoh besar, tetapi juga membangun dokumentasi sosial peradaban Islam. Penulis mencontohkan karya monumental seperti Tārīkh Baghdād karya al-Khaṭīb al-Baghdādī dan Tārīkh Dimashq karya Ibn ‘Asākir, yang tidak hanya menguraikan sejarah kota, tetapi juga memuat biografi orang-orang yang lahir, tumbuh, atau menetap di wilayah tersebut.
Melalui karya-karya ini, tergambar kehidupan masyarakat Islam secara utuh: aktivitas keilmuan, dinamika pemikiran, perdebatan ide, hingga kontribusi kultural yang membentuk peradaban. Dalam konteks ini, tarājim berfungsi sebagai sarana pelestarian memori kolektif umat.
Antara Riwayat, Sanad, dan Objektivitas
Penulis mencatat bahwa sebagian penyusun tarājim menggunakan metode isnād dalam meriwayatkan peristiwa sejarah, sebagaimana tradisi periwayatan hadis. Meskipun metode ini membuat karya menjadi sangat tebal dan sarat data, ia memberikan jaminan validitas informasi. Pada tahap selanjutnya, para penulis tarājim mulai menyajikan berita tanpa menyebut sanad secara lengkap, dengan kepercayaan pada karya-karya pendahulu.
Di sisi lain, Muhammad ‘Abd al-Ghanī Ḥasan mengakui bahwa banyak kitab tarājim klasik lebih menekankan pada penyajian berita daripada analisis kritis. Meski demikian, akumulasi informasi yang sangat kaya tersebut justru memungkinkan penulis modern menyusun potret tokoh secara lebih utuh dan berimbang.
Tarājim dan Sirah dalam Sejarah Sastra Arab
Selain tarājim singkat, sastra Arab juga mengenal sirah panjang yang berdiri sendiri, seperti Sīrat al-Rasūl karya Ibn Hishām, Sīrat ‘Umar ibn ‘Abd al-‘Azīz karya Ibn al-Jawzī, serta biografi tokoh-tokoh besar seperti Ṣalāḥ al-Dīn al-Ayyūbī. Namun demikian, menurut penulis, jumlah dan ragam karya tarājim tetap jauh melampaui karya sirah panjang.
Penulis juga menegaskan bahwa tradisi ini telah berkembang pesat sejak abad kedua Hijriah dan mencapai puncaknya pada periode Abbasiyah, Mamluk, dan Utsmani, jauh sebelum Eropa mengenal penulisan biografi secara luas.
Perkembangan Modern dan Pendekatan Baru
Dalam perkembangan modern, penulisan tarājim Arab mulai dipengaruhi pendekatan Barat, terutama dalam hal analisis psikologis, kajian lingkungan sosial, dan penyusunan narasi yang lebih hidup. Namun, penulis mengingatkan bahwa aspek artistik tidak boleh mengorbankan kebenaran historis dan ketepatan ilmiah.
Menurutnya, esensi tarājim bukan sekadar mengumpulkan fakta, tetapi menyusunnya secara cermat dan berimbang agar membentuk gambaran tokoh yang mendekati kenyataan sejarah.
Catatan Bab Pertama
Penting dicatat bahwa hingga halaman 17, bab pertama kitab ini belum memasuki pembahasan biografis individual. Tidak ditemukan penyebutan tokoh dengan rantai nasab (bin …) maupun nisbah keluarga atau wilayah secara sistematis. Bab ini berfungsi sebagai fondasi konseptual dan metodologis sebelum penulis memasuki pembahasan tarājim tokoh pada bab-bab selanjutnya.
Penutup
Bab pertama التراجم والسير berperan sebagai pengantar ilmiah yang menempatkan tradisi tarājim dalam konteks sejarah sastra dan historiografi Arab-Islam. Dengan pendekatan ini, pembaca dipersiapkan untuk memahami bab-bab berikutnya yang akan memuat data biografis, nasab, dan nisbah tokoh secara lebih rinci dan aplikatif.
Referensi
- Ḥasan, Muḥammad ‘Abd al-Ghanī. التراجم والسير. Bab I, halaman 1–17.
Disclaimer Akademik
Artikel ini disusun berdasarkan kitab ilmiah sebagai sumber utama. Untuk pemahaman yang lebih mendalam dan keperluan akademik, pembaca disarankan mengakses dan membaca kitab asli التراجم والسير karya Muhammad ‘Abd al-Ghanī Ḥasan, khususnya Bab Pertama halaman 1–17.
