NEW UPDATES
Memuat berita terbaru...

Peran Sanad Tarekat dalam Ilmu Tasawuf

<a target="_blank" href="https://www.google.com/search?ved=1t:260882&q=Sanad+Tarekat&bbid=8829084881344655606&bpid=4555245544557847530" data-preview>Sanad Tarekat</a> dalam <a target="_blank" href="https://www.google.com/search?ved=1t:260882&q=Ilmu+Tasawuf+define&bbid=8829084881344655606&bpid=4555245544557847530" data-preview>Ilmu Tasawuf</a>

Oleh: Arun Algaus
Editor: Tim Pena Sehat

Pembuka

Dalam tradisi tasawuf Islam, tarekat bukan sekadar jalur amalan spiritual, tetapi sebuah sistem pembinaan rohani yang bertumpu pada kesinambungan ilmu, adab, dan pengalaman batin yang diwariskan secara teratur. Salah satu elemen paling mendasar dalam sistem ini adalah sanad atau silsilah perguruan. Keberadaan sanad tarekat sering menjadi titik perdebatan, khususnya apabila dibandingkan dengan sanad periwayatan hadis. Namun, sebagaimana dibahas secara mendalam dalam jurnal ilmiah “Autoriti Sanad Tarekat dan Peranannya dalam Ilmu Tasawuf”, sanad tarekat memiliki kedudukan, fungsi, dan autoritas tersendiri dalam khazanah spiritual Islam.

Tarekat dalam Kerangka Tasawuf Islam

Tarekat sufi dipahami sebagai jalan pengamalan ajaran Islam yang tersusun, terarah, dan berlandaskan al-Qur’an serta al-Sunnah. Para ulama tasawuf menjelaskan bahwa tarekat bukanlah ajaran baru yang terpisah dari syariat, melainkan intisari penghayatan ibadah yang bertujuan menghadirkan kesadaran akan Allah secara berterusan dalam hati. Dari sudut bahasa, istilah tariqah merujuk kepada jalan atau metode, sementara dari sudut istilah, ia dimaknai sebagai perjalanan spiritual seorang salik menuju Allah melalui pelbagai maqam dan rintangan rohani.

Dalam kerangka ini, tarekat berfungsi sebagai wahana penyucian jiwa, pembinaan akhlak, dan penghayatan ihsan sebagaimana yang dijelaskan dalam hadis Jibril. Amalan-amalan yang diasosiasikan dengan tarekat, seperti zikir, khalwah, mujahadah, dan penanaman sifat-sifat mahmudah, semuanya memiliki dasar dalam sumber-sumber Islam. Sejarah awal Islam juga menunjukkan adanya golongan yang menekuni ibadah dan ilmu secara intensif, seperti Ahl al-Suffah, yang menjadi teladan dalam penghayatan rohani.

Kedudukan Sanad dalam Tarekat Sufi

Sanad dalam konteks tarekat merujuk kepada rangkaian perguruan dan transmisi rohani yang menghubungkan seorang shaykh dengan para pendahulunya hingga bersambung kepada Rasulullah SAW. Ia berfungsi sebagai sandaran keabsahan ilmu, amalan, dan bimbingan rohani. Dalam tradisi Islam secara umum, sanad dipandang sebagai mekanisme penjagaan kemurnian agama. Prinsip ini tidak hanya berlaku dalam periwayatan hadis, tetapi juga dalam disiplin ilmu lain seperti akidah, fiqh, qira’at, dan tasawuf.

Jurnal ini menegaskan bahwa sanad tarekat tidak identik dengan sanad hadis. Sanad hadis bersifat ketat dan bertujuan memastikan keabsahan teks (matan) melalui rangkaian perawi yang adil dan bersambung. Sebaliknya, sanad tarekat lebih menekankan kesinambungan tarbiyah rohani, pemindahan adab, dan limpahan keberkatan spiritual. Dalam tarekat sufi, dikenal dua bentuk sanad, yaitu sanad muttasil yang bersambung secara zahir melalui guru dan murid, serta sanad barzakhi atau uwaisi yang merujuk kepada hubungan rohani tanpa pertemuan fisik.

Keberadaan sanad barzakhi sering menimbulkan kritik karena pada zahirnya tampak terputus. Namun, dalam perspektif tasawuf, sanad ini diterima apabila shaykh yang bersangkutan dikenal keilmuannya, kesalihannya, dan diakui sebagai seorang yang arif بالله. Jurnal ini menampilkan contoh penerapan kedua bentuk sanad tersebut dalam beberapa tarekat yang diakui dalam sejarah Islam.

Sanad sebagai Legitimasi dan Autoritas Spiritual

Salah satu peran utama sanad tarekat adalah sebagai asas legitimasi sesebuah tarekat dan otoritas seorang shaykh murshid. Seorang murshid tidak diakui hanya berdasarkan pengakuan pribadi, tetapi harus melalui proses tarbiyah yang panjang dan mendapatkan keizinan resmi berupa ijazah daripada gurunya. Ijazah ini memuat pengakuan kelayakan, silsilah sanad hingga Rasulullah, serta wasiat dan tanggung jawab yang harus dipikul oleh murid tersebut.

Dengan adanya sanad dan ijazah yang sah, seorang shaykh memiliki otoritas untuk membimbing salik, memberikan talqin zikir, serta menyebarkan tarekat yang diamanahkan kepadanya. Tanpa sanad yang sahih, sesebuah tarekat tidak diakui dalam tradisi tasawuf. Dalam hal ini, sanad berfungsi sebagai mekanisme pengawasan internal yang mencegah penyelewengan dan klaim palsu sebagai guru rohani.

Peranan Sanad dalam Amalan Tarekat

Sanad tarekat memainkan peranan penting dalam pelbagai aspek pengamalan tasawuf. Ia menjadi dasar kesahihan amalan zikir yang diterima oleh seorang salik melalui talqin gurunya. Zikir yang diambil daripada shaykh murshid yang memiliki sanad sahih diyakini memberikan kesan yang lebih mendalam dalam proses penyucian jiwa dan peningkatan maqam rohani, berbeza dengan zikir yang diamalkan tanpa bimbingan sanad.

Selain itu, sanad juga mengesahkan amalan suhbah, iaitu pergaulan dan pendampingan rohani dengan guru. Suhbah dipandang sebagai medium penting dalam pemindahan cahaya rohani, pengukuhan iman, dan pembentukan adab. Dalam tradisi tasawuf, suhbah yang singkat bersama murshid yang sahih sanadnya dianggap memiliki kesan rohani yang besar terhadap perkembangan salik.

Sanad turut berperanan dalam pengesahan bay’ah atau ikrar taubat dan komitmen seorang salik untuk istiqamah dalam ketaatan kepada Allah. Bay’ah dalam tarekat dipahami sebagai penguatan azam untuk melaksanakan syariat secara konsisten, dan ia memiliki landasan dalam al-Qur’an, hadis, serta praktik Rasulullah SAW bersama para sahabat.

Penutup

Berdasarkan pembahasan jurnal tersebut, sanad tarekat sufi merupakan bagian integral dari tradisi Islam dan memiliki nilai autoritatif dalam ilmu tasawuf. Ia bukanlah rekaan para shaykh sufi, melainkan kesinambungan tradisi keilmuan dan kerohanian yang telah lama menjadi ciri umat Islam. Kedudukan dan peranan sanad dalam tarekat sejajar dengan sanad dalam disiplin ilmu Islam lainnya, berfungsi menjaga kesahihan amalan, keutuhan ajaran, serta kelangsungan pembinaan rohani umat.

Referensi

Disclaimer Akademik

Artikel ini disusun berdasarkan jurnal ilmiah sebagai sumber utama. Untuk pemahaman yang lebih mendalam dan keperluan akademik, pembaca disarankan mengakses dan membaca jurnal asli yang menjadi rujukan artikel ini.
Lebih baru Lebih lama