Desa Ayong: Sejarah Tersembunyi dari Teluk Amurang
Ayong adalah salah satu desa tertua di Bolaang Mongondow yang tercatat dalam naskah VOC sejak tahun 1672. Desa ini memiliki akar sejarah yang dalam, termasuk keterkaitannya dengan ekspedisi Francois Valentyn dan pemerintahan lokal pada masa itu.
Ayong dalam Catatan VOC (1672)
"Deze zyn, de ganfche bogt van Amoera, Boelan, Ajon of Auwn…"
Pada masa ekspedisi Valentyn dan Gubernur Padtbrugge, Ayong muncul dalam dokumen sebagai Ajon atau Auwn, menandakan pentingnya posisi geografisnya. Wilayah ini menjadi pelabuhan alami strategis dengan kedalaman 21 depa, memungkinkan kapal dagang VOC berlabuh dengan aman di Teluk Amurang.
Pemimpin Lokal dan Struktur Sosial
Pada tahun 1671, Ayong dipimpin oleh Pangeran Mokodompit, adik Raja Bolaang Mokoagow. Kehadirannya bersama 20–30 keluarga mencerminkan struktur sosial terorganisasi kerajaan Bolaang Mongondow. Pangeran Mokodompit menjaga stabilitas dan pengawasan jalur dagang laut.
Perubahan Lingkungan dan Pulau yang Hilang
Dahulu terdapat tujuh pulau kecil di utara Ayong, kini hanya empat yang tersisa, termasuk Pulau Molosing. Analisis sedimentasi dan arus laut penting untuk mengungkap penyebab hilangnya pulau-pulau tersebut.
Letak Geografis Strategis
Catatan Padtbrugge menyebutkan Ayong sejajar dengan Gunung Boki. Jalur ini menjadi rute perdagangan pala, cengkeh, dan damar menuju pelabuhan VOC di Manado dan Makassar.
Peta klasik Sulawesi – Wikimedia Commons
Kaitan dengan Kerajaan Bolaang Mongondow
Ayong menjadi bagian dari sejarah Bolaang Mongondow, kerajaan maritim dan agraris dengan jaringan dagang hingga Teluk Tomini dan Sangihe. Gelar "Punu" diberikan berdasarkan musyawarah Bogani (tetua adat).
Jejak Arkeologi & Rekomendasi Kajian Lanjut
- Kajian geospasial hilangnya pulau kecil di utara Ayong.
- Penelitian arkeologi untuk menemukan sisa pelabuhan kuno atau reruntuhan struktur kayu.
- Dokumentasi ulang dan penguatan sejarah pada papan informasi desa dan kurikulum lokal.
Potensi Wisata Sejarah dan Edukasi
Desa Ayong memiliki potensi sebagai destinasi wisata edukasi sejarah. Program walking tour dan interpretasi berbasis AR dapat meningkatkan pengalaman pengunjung.
Konservasi Budaya dan Lingkungan
Pelestarian Desa Ayong harus mencakup konservasi lingkungan, seperti penanaman mangrove dan breakwater alami. Revitalisasi rumah tradisional dan penataan kawasan heritage memperkuat identitas budaya Ayong.
Penelusuran Arsip & Kolaborasi Akademis
Pelacakan dokumen VOC harus terus dilakukan, melalui proyek digitalisasi arsip kolonial seperti Globalise Project dan Huygens ING Belanda. Kolaborasi akademisi dan komunitas sejarah lokal dapat membuka narasi tersembunyi.
Referensi
- Francois Valentyn, Oud en Nieuw Oost-Indiën, 1672.
- Gubernur Padtbrugge, laporan ekspedisi ke Teluk Amurang, 1672.
- Mukadimah Celebes Utara - Patra Mokoginta
- P2K STEKOM – Studi Ekspedisi VOC di Sulawesi Utara.
- Komunitas sejarah lokal Bolaang Mongondow, wawancara lisan.
- Wikimedia Commons: Peta Sulawesi abad ke-18.
Catatan: Artikel ini ditulis ulang dan diperluas berdasarkan sumber sejarah dan narasi lisan komunitas. Didesain responsif untuk desktop dan mobile.
