Loloda Mokoagow dan Raja-Raja Mongondow: Kisah Nyata dari Arsip VOC

Jejak Para Raja Mongondow: Bolaang–Manado (1280–1694) | Sejarah Kerajaan Lokal Sulawesi Utara

Jejak Para Raja Mongondow: Bolaang–Manado (1280–1694)

Sejarah panjang tanah Mongondow menyimpan kisah kepemimpinan agung dari para Punu atau raja yang memerintah wilayah Bolaang hingga Pulau Manado Tua. Berikut adalah narasi sejarah berdasarkan catatan lokal dan arsip sejarah nyata, termasuk dokumen VOC dan studi akademik.


1. Pemerintahan Awal & Pembentukan Kerajaan

Kerajaan Bolaang Mongondow dibentuk pada abad ke-13, dengan Punu Mokodoludut sebagai raja pertama. Ia dipilih oleh para Bogani dan bertakhta di Dumoga dan Manado Tua.

"Para Bogani bersatu … mengangkat Mokodoludut sebagai raja (Punu’) Pertama kerajaan Bolaang."
Budaya-Indonesia.org

2. Ekspansi Wilayah dan Dinasti Pulau

Selama abad ke-14 hingga ke-16, para raja Mongondow memimpin dari Buntalo (Bolaang) hingga Pulau Manado Tua, memperkuat posisi Mongondow dalam peta kekuasaan Sulawesi Utara.

3. Interaksi dengan VOC & Perjanjian Politik

Abad ke-17 mencatat hubungan diplomatik antara Raja Mongondow dan VOC. Datu Loloda Mokoagow (1670–1694) menjalin perjanjian dengan pihak Minahasa dan Belanda.

  • Pergantian gelar dari "Punu" ke "Datu"
  • Menandatangani perbatasan wilayah pada 21 September 1694
  • Diakui VOC sebagai Koning van Manado, Koning van Bulan, dan een oorlogszuchtig vorst

Sumber:

4. Sistem Sosial Kerajaan

Punu Tadohe, cucu dari Punu Mokodompit, memperkenalkan struktur sosial kerajaan dalam 6 tingkatan: Mododatu, Kohongian, Simpal, Nonow, Tahig, dan Yobuat.

Referensi akademik: Sistem Politik Bolaang Mongondow (UIN Sunan Kalijaga)

5. Tabel Ringkasan Beberapa Raja Berdasarkan Referensi

Raja / PeriodeCatatan
Punu Mokodoludut (1280)Pertama, penyatu wilayah Dumoga & Manado
Punu Tadohe (1608–1644)Penerus Mokodompit, menikah dengan Boki Rasingan
Datu Loloda Mokoagow (1670–1694)Menandatangani perjanjian dengan VOC, diakui Belanda

6. Akses Arsip VOC dan Studi Lanjutan

Jejak Sejarah Para Raja Mongondow: Bolaang–Manado (1280–1694)

Sejarah kerajaan Mongondow adalah kisah panjang tentang kekuasaan lokal yang berkembang menjadi kekuatan regional. Para Punu (raja) Mongondow menguasai wilayah yang kini dikenal sebagai Bolaang Mongondow dan Manado, termasuk Pulau Manado Tua (Masigalrotang), Lembeh, dan Kema. Artikel ini menyajikan rangkaian pemerintahan para raja tersebut berdasarkan sumber sejarah otentik.

Awal Kekuasaan: Pemersatu Wilayah Dumoga dan Masigalrotang

Pada tahun 1280, Punu Mokodoludut dinobatkan sebagai penguasa pertama. Ia memimpin dari Dumoga dan Pulau Manado Tua, menguasai 9 wilayah utama. Ia merupakan keturunan Ki Punu Gumolung.[1]

Kekuatan di Pulau dan Daratan (1376–1520)

Setelah Mokodoludut, kekuasaan diteruskan oleh Punu Togad Pondadat dan Punu Jajubangkai, yang memerintah dari Manado Tua dan Buntalo.
Punu Damopolii (1440–1480) mengukuhkan kontrol atas Dumoga, Kema, Kotobangon, dan Manado.[2]

Era Transisi dan Diplomasi (1520–1608)

Punu Busisi dan Punu Makalalo memperluas pengaruh ke Lembeh dan Manado. Setelah itu muncul nama Punu Mokodompit dan dua tokoh pesisir: Inde Dou dan Datu Tunkagi.[3]

Puncak Keemasan: Raja Tadohe dan Raja Loloda Mokoagow

Punu Tadohe (1608–1644), cucu Punu Mokodompit, menikahi Boki Rasingan dari Kerajaan Tabukan (Rimpulaeng). Ia mempersatukan pengaruh dari Siau, Sangihe, dan Mongondow.
Raja Loloda Mokoagow (1644–1694) dikenal oleh Belanda sebagai "Datu Binangkang", juga disebut Koning van Manado, Koning van Bulan, dan Koning van Amoera (Raja Amurang). Ia dikenal sebagai pemimpin yang tangguh, bahkan dijuluki oleh arsip Belanda sebagai “een oorlogszuchtig vorst” (raja yang haus perang).[4]

Perjanjian dengan VOC dan Sumber Arsip

Tahun 1694, Datu Loloda menandatangani perjanjian perbatasan dengan Federasi Minahasa dan VOC. Sejak itu, kerajaan dikenal sebagai “Kerajaan Bola’ang–Mongondow” dalam dokumen Belanda.[5]

Struktur Sosial di Era Klasik

Sistem sosial Mongondow dibagi menjadi enam lapisan: Mododatu, Kohongian, Simpal, Nonow, Tahig, dan Yobuat. Sistem ini diperkuat pada masa Punu Tadohe dan dijelaskan dalam kajian antropologi politik.[6]


Referensi:

  1. Budaya Indonesia. “Asal Mula Bolaang Mongondow.” budaya-indonesia.org
  2. Wikipedia Bahasa Indonesia. “Kerajaan Bolaang Mongondow.” id.wikipedia.org
  3. Digital Library UIN Sunan Kalijaga. “Sistem Politik Kerajaan Bolaang Mongondow.” digilib.uin-suka.ac.id
  4. Henley, David. “The Head of the Snake: State and Society in Northeast Sulawesi.” Australian National University. openresearch-repository.anu.edu.au
  5. Globalise Project. Arsip VOC. globalise.huygens.knaw.nl
  6. Facebook Group: Sejarah dan Arsip Sulawesi. facebook.com

Lebih baru Lebih lama