Adab Murid Kepada Guru
Menuntut ilmu dari guru adalah kewajiban yang mulia, tetapi akan kehilangan makna jika murid melupakan adab kepada gurunya. Ilmu yang sejati bukan hanya kumpulan informasi, tetapi cahaya yang diturunkan melalui hati. Dan cahaya itu tidak akan menetap pada hati yang tidak menjaga adab.
Pentingnya Adab dalam Menuntut Ilmu
Para ulama klasik menegaskan bahwa adab adalah pintu pertama dalam memperoleh ilmu. Bahkan, sebagian ulama berkata: Adab itu lebih penting daripada ilmu.
Sebab, ilmu bisa hilang, tetapi adab akan selalu membimbing seorang murid untuk mendapatkan kembali ilmunya dengan cara yang benar. Tanpa adab, ilmu bisa berubah menjadi bumerang: menjadikan seseorang sombong, suka merendahkan orang lain, dan tidak mendapat keberkahan.
Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai adab murid kepada guru sebagaimana tertuang dalam kitab Tanwirul Qulub, dengan penambahan narasi agar lebih mudah dipahami oleh pembaca masa kini.
Adab-Adab Murid Kepada Guru
-
Hendaknya murid bersikap pasrah, tunduk, dan ridha terhadap segala tindakan gurunya, serta berkhidmat (melayani) dengan harta maupun tenaga.
Sikap pasrah bukan berarti kehilangan nalar kritis, melainkan menempatkan guru pada posisi mulia sebagai pembimbing. Murid yang ridha terhadap bimbingan gurunya akan lebih mudah menyerap ilmu. Bentuk pengabdian dengan harta atau tenaga, misalnya membantu urusan guru atau mendukung kegiatan keilmuan, merupakan tanda kesungguhan dalam menuntut ilmu.
-
Murid tidak boleh mengkritik gurunya dalam apa yang dilakukannya, meskipun tampak secara lahir seolah-olah hal itu haram. Jangan pula berkata: “Mengapa engkau melakukan ini?”
Para ulama mengingatkan bahwa siapa saja yang berkata “mengapa” kepada gurunya, maka ia tidak akan berhasil dalam menuntut ilmu. Kadang terlihat suatu perbuatan guru yang lahirnya tampak buruk, tetapi batinnya penuh hikmah. Mengkritik secara terburu-buru hanya akan memutus aliran berkah ilmu.
-
Hendaknya tujuan murid dalam berguru tidak lain hanyalah untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala.
Ilmu adalah jalan menuju Allah. Karena itu, tujuan utama menuntut ilmu tidak boleh sebatas mencari gelar, popularitas, atau keuntungan duniawi. Jika niatnya lurus, setiap pelajaran akan menjadi ibadah.
-
Hendaknya murid melepaskan pilihannya sendiri dengan memilih pilihan gurunya dalam segala urusan, baik besar maupun kecil, dalam ibadah maupun kebiasaan sehari-hari.
Melepaskan ego dan pilihan pribadi melatih kerendahan hati. Dengan mengikuti pilihan guru, murid belajar disiplin dan mengasah kepekaan terhadap bimbingan spiritual.
-
Murid tidak boleh memata-matai kehidupan pribadi gurunya dalam hal apa pun.
Adab ini sangat penting karena seringkali orang jatuh dalam kebinasaan akibat mencari-cari kekurangan gurunya. Murid harus selalu berbaik sangka. Jika ia melihat sesuatu yang tampak tidak baik, bisa jadi itu hanyalah pandangan lahiriah, sedangkan hakikatnya berbeda. Prasangka buruk akan menutup hati murid dari cahaya ilmu.
-
Janganlah seorang murid mengurangi keyakinannya terhadap gurunya apabila ia melihat gurunya kurang dalam suatu perkara.
Misalnya, guru terlihat banyak tidur di waktu sahur atau kurang wara dalam hal tertentu. Murid tidak boleh langsung mengurangi keyakinannya, sebab setiap manusia memiliki sisi lahiriah yang bisa tampak kurang sempurna. Yang terpenting adalah cahaya ilmu dan akhlak yang dibawanya.
-
Jangan memperbanyak berbicara di hadapan gurunya, meskipun gurunya mengajaknya berbicara.
Murid perlu memahami kapan saat yang tepat untuk berbicara. Berbicara hendaknya dengan penuh adab, khusyuk, dan rendah hati, serta tidak melebihi batas kebutuhan. Sikap ini menjaga suasana majelis ilmu tetap khidmat.
-
Merendahkan suara dalam majelis gurunya.
Meninggikan suara di hadapan guru atau para pembesar merupakan bentuk buruknya adab. Menjaga kelembutan suara adalah wujud penghormatan dan kerendahan hati.
-
Jangan duduk bersila atau di atas sajadah di hadapan gurunya.
Murid hendaknya bersikap tawadhu dengan duduk sederhana. Duduk bersila atau menggunakan tempat khusus di hadapan guru bisa memberi kesan menandingi kedudukan gurunya. Sikap rendah hati menumbuhkan keberkahan dalam majelis ilmu.
-
Bersegera melaksanakan perintah gurunya tanpa menunda.
Ketika guru memberi perintah, murid hendaknya segera melaksanakannya tanpa bermalas-malasan. Tindakan cepat dan tanggap mencerminkan kesungguhan dan penghormatan terhadap ilmu.
-
Menjauhi hal-hal yang dibenci gurunya.
Murid sebaiknya membenci apa yang gurunya benci secara tabiat, dan tidak melanggarnya. Dengan meneladani akhlak baik gurunya, murid akan terbentuk menjadi pribadi yang mulia.
-
Tidak duduk bersama orang yang dibenci gurunya, serta mencintai orang-orang yang dicintai gurunya.
Lingkungan pertemanan sangat memengaruhi perkembangan murid. Dengan mengikuti sikap sosial gurunya, murid menjaga diri dari pengaruh buruk yang bisa menghambat kemajuan ilmunya.
-
Bersabar atas ketegasan atau sikap acuh dari gurunya.
Terkadang guru memperlakukan murid dengan cara yang berbeda. Murid tidak boleh berkata dalam hati: “Dia melakukan sesuatu untuk si Fulan, tapi tidak melakukannya untukku.” Justru perbedaan perlakuan itu sering menjadi bentuk pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing murid.
-
Tidak duduk di tempat yang sudah disediakan khusus untuk sang guru, tidak memaksa beliau dalam suatu urusan, tidak bepergian, tidak menikah, dan tidak melakukan perkara-perkara penting kecuali dengan izinnya.
Adab ini menegaskan bahwa guru memiliki hak untuk dihormati dalam urusan besar maupun kecil. Dengan meminta izin, murid menunjukkan penghargaan terhadap bimbingan gurunya.
-
Murid tidak boleh menyampaikan perkataan guru kepada orang lain kecuali sesuai kadar pemahaman dan akal mereka.
Ini adalah adab penting yang sering dilupakan. Tidak semua ucapan guru bisa dipahami oleh semua orang. Bila disampaikan kepada yang tidak siap, bisa menimbulkan salah paham, bahkan menimbulkan celaan terhadap guru. Oleh karena itu, murid perlu bijak dalam menyampaikan ilmu yang diterimanya.
Penutup
Adab murid kepada guru bukan sekadar formalitas, melainkan ruh yang menjaga keberkahan ilmu. Dengan adab, ilmu akan menumbuhkan kerendahan hati, akhlak yang luhur, dan keberkahan dalam kehidupan. Sebaliknya, tanpa adab, ilmu bisa menjauhkan seorang murid dari kebenaran.
Semoga penjelasan ini membantu kita semua dalam memperbaiki adab saat menuntut ilmu. Karena sejatinya, keberhasilan seorang murid tidak hanya ditentukan oleh kepintarannya, melainkan juga oleh adabnya kepada guru.
